Dua Ratusan Pelajar Sma Kota Langsa Serbu Markas Kodim 0104/Atim

Langsa – Dua ratusan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Langsa serbu Markas Kodim 0104/Aceh Timur. Kedatangan mereka adalah untuk menyaksikan Film Pemberontakan Gerakan Tiga Puluh September Partai Komunis Indonesia atau yang dikenal dengan G30S/PKI yang ditayangkan di Aula Lantai II Makodim 0104/Atim yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Gampong Paya Bujok Seulemak Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa, Selasa (26/9).

Siswa-siswi pelajar yang terdiri dari kelas X,XI dan XII serta beberapa Guru SMA.N 3 Langsa pagi itu terlihat sangat antusias saat menyaksikan penayangan film sejarah kelam bangsa Indonesia yang mencapai klimaks pada (30/9/1965).

Banyak diantara siswa yang terpana menyaksikan kekejaman Partai Komunis Indonesia saat melakukan aksinya dalam upaya Kudeta untuk menggulingkan pemerintahan waktu itu.

Seperti yang dirasakan oleh Fadilah, siswi kelas XII ini mengaku belum pernah menyaksikan Film G30S/PKI ini sebelumnya. Meskipun sekilas ia pernah belajar sejarah tentang PKI pada saat duduk dikelas IX Sekolah Menengah Pertama lalu, ia merasa ada perasaan yang berkecamuk didalam dirinya saat menyaksikan kekejaman yang dilakukan oleh PKI, terutama pada saat pembantaian yang dilakukan kepada orang-orang yang tidak se-Ideologi dengan mereka yang kemudian berakhir di Lubang Buaya, ungkapnya.

“Saya tidak dapat membayangkan, bagaimana rasanya dihantui ketakutan dengan suasana yang begitu mencekam apabila suatu saat PKI menguasai Indonesia. Semoga itu tidak akan pernah terjadi”, harapnya.

Selanjutnya Sofyan Abdul Rajab yang bertugas sebagai Guru Sejarah di SMAN 3 Langsa sendiri menilai positif penayangan sejarah kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia ini.

Ia mengatakan dengan disaksikannya film ini oleh seluruh siswa, dapat menambah Ilmu Pengetahuan tentang Sejarah Bangsa Indonesia, sehingga Rakyat Indonesia khususnya generasi muda tidak terjerumus dan dapat membentengi diri dari pengaruh Partai Komunis yang merupakan Organisasi Terlarang di Indonesia karena menganut Ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, ujarnya.