DANRINDAM IM KOLONEL INF NIKO FAHRIZAL SILATURAHMI DENGAN WALID SEULIMUM

Aceh Besar. Komandan Resimen Induk (Danrindam) Iskandar Muda Kolonel Inf Niko Fahrizal melakukan kunjungan silaturahmi dengan Tgk. Husaini A. Wahab atau yang dikenal dengan Walid Seulimum yang merupakan pimpinan pondok pesantren/Dayah Ruhul Fatayat  di Seulimum. Sabtu (29/7/17).

Dalam kunjungan silaturahmi tersebut, Danrindam turut didampingi Dandodik Bela Negara Rindam IM Letkol Inf Slamet Riyanto, Mayor Inf Muzamel, Mayor Arh B. Rusmansyah, Mayor Inf Mustofa Akbar,  Mayor Inf Faisal Akbaf Yunus, Kapten Inf Edi Susanto, dan Kapt Inf Syafwan.

Danrindam bersama rombongan mangutaran tujuan kedatangannya, selain bersilaturahmi dengan tokoh agama juga dalam rangka bersinergi meningkatkan mutu pendidikan serta menyampaikan bahwa situasi yang berkembang sampai dengan saat ini, ada peran dan komitmen TNI dalam membantu dan meningkatkan program pemerintah daerah Aceh Besar baik dalam pendidikan maupun yang lainnya, ujar Danrindam IM.

Dalam kesempatan tersebut, Tgk. Husaini A. Wahab atau yang biasa disapa Waled Seulimum yang saat sekarang mendapat amanah masyarakat  menjadi Wakil Bupati Aceh Besar yang belum lama dilantik oleh Gubernur Aceh DR. Capt. drh. H. Irwandi Yusuf, M.Sc.,. kendatipun sudah dilantik menjadi Wakil Bupati, dirinya mengungkapkan bahwa kegiatan pengajian tetap berjalan seperti biasa, tidak merasa terganggu dengan amanah barunya.

Lebih lanjut, Walid Seulimum menjelaskan panjang lebar tentang profile Dayah Ruhul Fatayat kepada Danrindam dan rombongan, bahwa Dayah Ruhul fatayat merupakan  Lembaga Pendidikan Islam dan salah satu dayah Salafiah  yang berdiri dilahan seluas 5 hektar dengan jumlah santri saat sekarang sekitar 1.800 orang santri Putri.

Dayah Ruhul Fatayat didirikan  mempunyai dasar-dasar/prinsip Islam yang kuat di Provinsi Aceh, terletak di Gampong  Seulimeum Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar. Lebih kurang 42 KM dari Banda Aceh, Ibu kota provinsi Aceh. Dayah Ruhul Fatayat didirikan oleh Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Abdul Wahhab bin ‘Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abu Seulimeum) pada tahun 1946.

Beliau mendalami  ilmu agama Islam pada Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Ibrahim (Tgk. di Bireuen) ayahanda dari Prof. A. Majid Ibrahim. Selanjutnya beliau melanjutkan pengajiannya  di dayah Mudi Mesra Samalanga pada tahun 1936 dibawah bimbingan Al-‘Alim Al-Mursyid Syaikhuna Tgk. H. Hanafiah Samalanga (Abi).

Selama sepuluh tahun beliau menimba ilmu agama, beliau telah menyelesaikan berbagai kitab yang menjadi pedoman pembelajaran, termasuk juga ijazah Thariqat, kemudian oleh guru beliau dilantik  menjadi Mursyid Thariqat Syathariyyah, Shamadiyyah dan Khulutiyyah. Abu Seulimeum adalah salah seorang Ulama besar kharismatik yang menjadi salah satu rujukan masyarakat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang timbul ditengah-tengah kehidupan masyarakat, hal ini dikarenakan sikap dan akhlaknya yang konsisten berpihak pada kebenaran dan keadilan, kritis terhadap pemerintah yang kurang memperhatikan kaidah dan hukum Islam dalam menjalankan roda pemerintahan.

Pada awal pendirian, Dayah ini hanya memiliki beberapa balai pengajian, dimana dirasahnya hanya kepada masyarakat di sekitar dayah, dengan jumlah thalabah pada saat itu lima puluh orang yang di bantu oleh 5 (lima) orang tenaga pengajar, dikenal sebagai dayah Masjid Tuha. Alhamdulillah dengan ma’unah Allah dan berkat doa gurunya serta niat beliau yang ikhlas lillahi Ta’ala maka dayah ini mulai berkembang. Beliau menjelaskan bahwa Thalabah yang belajar tidak hanya berasal dari kecamatan Seulimeum tetapi juga berasal dari luar kecamatan bahkan kabupaten, sehingga dayah ini sudah dikenal di seluruh Aceh. Terang Abu.

Tgk. H. Abdul Wahhab berpulang kerahmatullah pada tahun 1996, diusia 86 tahun. kepemimpinan dayah fatayat dilanjutkan oleh putra Beliau yaitu Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Husaini bin Tgk. H. Abdul Wahhab bin ‘Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Waled Seulimeum) sampai sekarang.

 

Seiring  dengan perkembangannya, Tgk. Husaini A. Wahab menjelaskan Dayah Ruhul Fatayat mendapatkan beragam hambatan baik gejolak politik dan gangguan keamanan dalam negeri, seperti pemberontakan DI/TII di Aceh pada tahun 1953, PKI pada tahun 1965 dan konflik di Aceh, yang berdampak terhadap terganggunya proses pengajian, berkat ma’unah Allah dan kegigihan serta sifat istiqamah beliau dalam berjuang mempertahankan kebenaran serta menyebarkan ilmu agama, dan dengan keberaniannya dalam melawan segala bentuk kedhaliman, khurafat dan bid’ah dhalalah (sesat), Alhamdulillah dayah Ruhul Fatayat tetap menjalankan kegiatan pengajian, bahkan telah berkembang menjadi salah satu dayah terbesar di Aceh yang memiliki peranan penting terhadap kemaslahatan ummat.

Prestasi sejak Dayah ini didirikan, Dayah Ruhul Fatayat telah mendapatkan beragam prestasi dan penghargaan baik taraf daerah ataupun taraf nasional. Tambah Abu.

Kini, dimasa kepemimpinan Tgk. H.Husaini  (Waled Seulimeum), Dayah Ruhul Fatayat telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam bidang pendidikan/pengajian, seperti menerapkan kedisiplinan yang lebih ketat dari sebelumnya, penambahan jam belajar, perbaikan kurikulum dayah dan penambahan materi pelajaran, memperketat aturan belajar dan mengajar, juga kemajuan dibidang pembangunan  terutama pembangunan sarana penunjang yang baru berkonstruksi beton untuk menggantikan bangunan lama yang berkonstruksi kayu yang dirasakan sudah kurang layak untuk  dipergunakan, seperti pembangunan mesjid, ruang belajar, balai pimpinan, penambahan asrama santri, dan memperbaiki tata ruang yang lebih baik dari sebelumnya. Lanjut Abu.

Alhamdulillah dayah Ruhul Fatayat sekarang mempunyai thalabah sebanyak 6.750 orang. Jumlah tersebut termasuk pada dayah-dayah perwakilan Ruhul Fatayat di seluruh Aceh. Proses belajar dan mengajar di dayah Ruhul Fatayat (dayah induk ) dibantu oleh tenaga pengajar sebanyak 150 (seratus lima puluh) orang dewan guru, yang kesemuanya lulusan dayah Ruhul Fatayat.

Dayah Ruhul Fatayat juga telah melahirkan banyak alumni yang telah jadi pemuka masyarakat di berbagai daerah aceh. Sedangkan kualitas belajar dan mengajar tetap dipertahankan sama (sentralistik) dengan tetap mempertahankan kesalafiahannya, ujarnya serius didepan Danrindam Iskandar Muda Kolonel Inf Niko Fahrizal dan rombongan.

Dalam kesempatan itu, Danrindam juga memuji Tgk. Husaini A. Wahab dan Dayah Ruhul Fatayat yang beliau pimpinnya selama ini yang tetap menjaga konsitensi untuk tetap komit dalam nilai-nilai jiwa nasionalisme dan rasa kebangsaan yang  tinggi yang tidak diragukan lagi terhadap merah putih kepada seluruh santrinya untuk tetap cinta terhadap keutauhan NKRI.

Keprihatinan selama ini yang masih tertanam  sejarah kelam Aceh perlahan akan diluruskan untuk tetap cinta terhadap NKRI, kendati sudah menjadi pejabat Wakil Bupati Aceh Besar akan tetap amanah dalam menjalankan roda kepemimpinan bersama Bupati dengan tidak mengabaikan tugas mulianya di pesantren/Dayah Ruhul Fatayat  akan tetap diutamakan  dan kegiatan pengajian tetap berjalan lancar  walau sudah bertambah kesibukanya. Ujar Waled Seulimum, seraya diamin kan oleh Danrindam dan rombongan yang nampak akrab selama berbincang-bincang baik persoalan kondisi Dayah dan perkembanganya.

Dalam kesempatan tersebut, Danrindam dan rombongan juga diajak Tgk. Husaini A. Wahab untuk melihat komplek Dayah Ruhul Fatayat dan aktifitas para santri yang sedang menuntun ilmu di Dayah yang beliau pimpin.