Pangdam IM Buka Rakor Pimpinan TNI-Polri se-Aceh

Banda Aceh. Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Moch. Facrhudin, S.Sos., membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan TNI Polri se-Wilayah Provinsi Aceh tahun 2018 yang diselenggarakan di Aula Balai Teuku Umar Makodam IM, Jalan A. Yani No. 1, Banda Aceh. Selasa (27/2/2018).

Rakor dihadiri oleh Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak, Kasdam IM Brigjen TNI Achmad Daniel Chardin, Irdam IM, para Asisten dan Kabalakdam serta peserta Rakor yang terdiri dari Danrem 011/LW, Danrem 012/TU, Danrindam IM, Danlanal, Danlanud, Karo Ops Polda Aceh, serta seluruh Komandan Satuan jajaran Kodam IM dan Kapolres jajaran Polda Aceh.

Tema Rakor TNI Polri tahun  ini adalah “ Dilandasi  dengan sinergi, soliditas dan Profesionalisme, TNI-Polri jajaran Kodam IM dan Polda Aceh Siap Mengamankan Pilkada serentak 2018 dan  Pemilu 2019 dalam Rangka Menjamin kelangsungan Pembangunan Nasional di Provinsi Aceh”.

Dalam sambutannya, Pangdam menyatakan bahwa Rokor Pimpinan TNI Polri Profinsi Aceh ini sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Rapim TNI-Polri di Jakarta yang bertujuan  untuk menyamakan  persepsi dalam mewujudkan sinergi para pemangku kepentingan guna mengantisipasi perkembangan situasi yang terjadi di wilayah dan memberi informasi tentang hal-hal pelaksanaan tugas-tugas TNI – Polri ke depan.

Lanjut Pangdam, dinamika lingkungan strategis baik global maupun regional secara langsung dan berkelanjutan akan mempengaruhi pengambilan kebijakan dan cara bertindak strategis oleh semua pemangku kepentingan penyelenggara negara. Perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang sudah merubah model interaksi antar manusia bahkan antar negara, bahkan lebih jauh lagi telah  memunculkan bentuk-bentuk friksi bahkan konflik baru yang berbeda dari apa yang pernah ada sebelumnya dan memunculkan fenomena-fenomena baru yang dengan sendirinya akan merubah perspektif ancaman terhadap pertahan dan keamanan.

Sehingga  perlu berbagai upaya peningkatan kemampuan dan profesionalitas TNI-Polri agar mampu menghadapai berbagai tantangan tugas, termasuk menghadapi ancaman konflik yang  bersifat arsimetris, proxy dan hibrida yang memiliki dimensi sangat kompleks dan sedemikian sulit diprediksi.

Terkait dengan pelaksanaan Pilkada, Pangdam IM menegaskan bahwa, TNI-Polri akan tetap netral dan menjamin Pilkada berjalan aman, tertib dan lancar. Oleh karena itu seluruh prajurit TNI-Polri harus selalu bersikap netral dan melaksanakan pengamanan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Maka sinergitas dan solidaritas TNI-Polri merupakan kunci keberhasilan untuk mampu merespon dan menyikapi berbagai bentuk ancaman yang sedemikian sulit untuk diprediksi.

Mengakhiri sambutannya, Pangdam menyampaikan atensi dan harapan kepada seluruh peserta Rakor untuk jalin komunikasi harmonis dalam penyamaan persepsi dan pelihara terus sinergitas dan solidaritas TNI dan Polri guna memantapkan profesionalitas. Selianitu Pangdam juga memerintahkan inventarisir segala permasalahan institusi yang menjadi kendala bagi pelaksanaan tugas dalam konteks pelaksanaan tugas pokok masing-masing, untuk mencari jalan keluar sesuai kemampuan yang dimiliki.

Jadikan TNI-Polri sebagai perekat kemajemukan bangsa, dalam menjaga kerukunan, toleransi dan kebhinekaan, sehingga bangsa Indonesia tetap menjadi bangsa yang utuh, kuat dan tangguh. Tegas Pangdam.

Dalam rakor tersebut juga dilaksanakan diskusi panel dengan topik “ Dinamika Pilkada Serentak TA. 2018, Pileg dan Pilpres 2019 “sebagai gambaran jelas terkait tugas yang akan di hadapi dengan menhadirkan Kajati Aceh Dr. Chairul Amir, SH.MH., Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi. SH., dan Ketua Bawaslu Aceh Asqalani, ST.H.MH., Asops Kasdam IM dan Karops Polda Aceh serta menyaksikan film Tri Patra dan demonstrasi Tri Patra yang diperagakan oleh personel gabungan dari Kodam Iskandar Muda dan Polda Aceh.

Perlu dicermati perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang sudah merubah model interaksi antar manusia bahkan antar negara, bahkan lebih jauh lagi telah  memunculkan bentuk-bentuk friksi bahkan konflik baru yang berbeda dari apa yang pernah ada sebelumnya dan memunculkan fenomena-fenomena baru yang dengan sendirinya akan merubah perspektif ancaman terhadap pertahan dan keamanan. Sehingga  perlu berbagai upaya peningkatan kemampuan dan profesionalitas TNI-Polri agar mampu menghadapai berbagai tantangan tugas, termasuk menghadapi ancaman konflik yang  bersifat arsimetris, proxy dan hibrida yang memiliki dimensi sangat kompleks dan sedemikian sulit diprediksi.