Aceh Selatan – Dalam rangka meningkatkan kinerja satuan perlu dilaksanakan pengawasan dan evaluasi untuk mengetahui barometer pelaksanaan program kerja, baik pelaksanaan tugas dilapangan maupun kelengkapan administrasi serta untuk mengetahui kendala yang dihadapi, Sabtu (29/4/17).
Seperti kedatangan Tim Pengawasan dan Evaluasi Staf Teritorial Kodam IM (Wasev Sterdam IM) dalam rangka wasev kegiatan TMMD ke-98 dan produk semester I yang di ketuai oleh Pabandya Wanwil Letkol Arm Kusdi YS beserta 4 orang anggota yaitu Pabanda Bhakti TNI Mayor Inf Parman, Pabanda Puanter Kapten Inf Emri.S.Siregar, Bintara Bhakti TNI Sertu Hendra dan Bintara Dokumentasi Disambut langsung oleh Dandim 0107/Asel Letkol Kav Hary Mulyanto dan Pasiter Kapten Inf Abdurokhim, S.Ag.
Selain itu, dalam kunjungan tersebut, Orang nomor satu di kodim 0107//Aceh Selatan tersebut mengajak tim wasev berkeliling pekarangan kodim dan menunjukkan berbagai macam program pemberdayaan seperti pemberdayaan tanaman cabai merah, pemberdayaan ternak ayam kampung potong, pemberdayaan bebek peking dan pengembangan pemberdayaan ikan air tawar dilingkungan Makodim.
“Woww, ini luar biasa, ada cabai, ada ikan, ada ayam, ada itik dan lengkap dengan kolamnya. Ini perlu dikembangkan terus karena budidaya ini bisa meningkatkan ketahanan pangan,” takjub ketua tim wasev saat masuk ke pekarangan budidaya bebek peking dan ikan.Tidak hanya itu, Ketua Tim Wasev Staf Teritorial Kodam IM Letkol Arm Kusdi YS juga mengapresiasikan Dandim, dalam hal mengelola pembudidayaan yang dilakukan sendiri terutama ternak unggas berjumlah ratusan ekor.
“Ternak ini bisa dijual ke rumah makan padang, pasti mereka tampung karena itiknya sehat-sehat semua dan banyak pula, kan bisa menambah penghasilan,” ungkapnya sambil berseloro.
Dandim 0107/Aceh Selatan Letkol Kav Hary Mulyanto, saat menunjukkan budidaya ternak unggas kepada Tim Wasev menyampaikan bahwa budidaya bebek peking yang ada dipekarangan saya ini adalah contoh dalam rangka mewujudkan swasembada daging unggas di Kabupaten Aceh Selatan. Sehingga kedepan masyarakat Aceh Selatan dapat mengembangkan sendiri unggas khususnya bebek peking yang memiliki keunggulan masa pemeliharaan yang relatif lebih singkat dan bobot bebek yang lebih besar dari bebek kampung umumnya.
“Target 42 hari sudah siap potong, tapi bebek dan ayam ini tidak saya jual apalagi saya makan, tidak tega karena saya pelihara sejak kecil,” tuturnya.