TAKENGON – Komisioner Badan Sertifikasi dan Profesi Nasional Kementerian Pertanian ( KBSPN Kementan ) Ir. H. Rama Boedi Msi di dampingi Babinsa Serka Miswan mewakili Danramil-02/Bebesen Kapten Inf Bambang Suhartono bersama Forkopimka meninjau lokasi penangkaran kopi luwak dan melihat hasil rumah produksi di Ds. Tawardi Kec Kute Panang Kab. Aceh tengah, Rabu ( 01/11/17 ).
Di sela-sela waktunya Babinsa menjelaskan, luwak adalah hewan menyusui atau mamalia termasuk suku musang dimana mengeluarkan wangi unik harumnya seperti daun pandan yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya, di alam bebas wewangian ini digunakan untuk menandai batas-batas teritorinya.
Selain itu hewan ini memiliki kebiasaan mencari buah-buahan terbaik dan matang termasuk buah kopi sebagai makanannya, dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih kopi yang betul-betul matang optimal, imbuhnya.
Sementara itu KBSPN Kementan Ir. H. Rama Boedi Msi mengatakan, kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an, biji kopi luwak merupakan yang termahal di dunia, bisa mencapai USD100 per 450 gram.
Ia menyampaikan juga bahwa biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak, untuk aroma dan rasanya memang terasa spesial di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.
