Danrem 012/TU Pimpin Upacara HJK Tahun 2017

Simeulue – Danrem 012/Teuku Umar Kolonel Inf Nefra Firdaus, S.E., M.M bertindak sebagai Inspektur pada upacara Hari Juang Kartika ke-72 Tahun 2017 bertempat di lapangan bola kaki Kodim 0115/Simeulue Jum’at (15/12).

Dalam amanat Kepala Staf Angkatan Darat yang dibacakan Danrem 012/Teuku Umar menyampaikan Hari ini, tepat 72 tahun yang lalu, para pendahulu kita telah menorehkan catatan yang sangat penting dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, Keberhasilan tersebut, tidak hanya meningkatkan moril perjuangan di wilayah Indonesia lainnya, tetapi juga memberikan dampak politis secara internasional dan dampak psikologis kepada Sekutu, karena ternyata TNI dan rakyat Indonesia mampu menunjukkan semangat pantang menyerah dalam mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih.

Palagan Ambarawa adalah simbol kemanunggalan TNI AD dan rakyat Indonesia. Hubungan antara TNI AD dan rakyat bukanlah sebatas hubungan profesionalitas belaka, namun lebih dari itu, TNI AD memiliki hubungan biologis dengan rakyat Indonesia karena dilahirkan dari rakyat sehingga senantiasa membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat.

Sebaliknya, rakyat adalah pendukung dan penguat perjuangan TNI AD dalam setiap tugas yang diemban. Kondisi di atas tersirat dalam tema yang ditetapkan pada Hari Juang Kartika tahun 2017 ini, yaitu “MANUNGGAL DENGAN RAKYAT, TNI AD KUAT”.

Kasad juga menyampaikan dinamika perkembangan kondisi tersebut harus dijadikan sebagai dasar penentuan strategi nasional suatu Bangsa. Strategi yang dikembangkan tentunya juga harus didasarkan pada penilaian hakekat ancaman yang juga senantiasa berkembang.

Adapun ancaman-ancaman global yang saat ini dirasakan oleh seluruh dunia yaitu, krisis energi, pemanasan global, krisis ekonomi, persaingan untuk mempertahankan hegemoni antar Negara- negara maju, dukungan kemerdekaan terhadap kelompok separatis, demokratisasi dan liberalisasi serta komunisme dan lain sebagainya. Ancaman serangan siber dan Perang Informasi juga terus meningkat dan sistematis.

Dengan situasi tersebut di atas, maka setiap Negara senantiasa bersaing untuk mencapai kepentingannya. Oleh karena itu, untuk memenangkan persaingan tersebut, maka Indonesia harus memiliki daya saing berupa keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

Kasad mengingatkan para prajurit sekalian seperti yang diamanatkan Panglima Besar Jenderal Sudirman bahwa “TNI jangan sampai dikuasai oleh partai politik manapun juga”, sehingga untuk menjalankan amanat tersebut maka TNI AD harus netral dan tidak boleh terlibat, dilibatkan atau melibatkan diri dalam politik praktis.

Secara internal, TNI AD juga terus meningkatkan kemampuan prajuritnya sehingga menjadi prajurit yang unggul dan profesional yaitu melalui proses rekrutmen, pendidikan dan pelatihan serta penugasan yang baik. Komitmen tersebut telah mengantarkan TNI pada peringkat ke-14 dunia dan peringkat pertama di Asia Tenggara.

Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa pembangunan kekuatan pertahanan Negara yang dilakukan oleh pemerintah telah mendorong TNI sebagai kekuatan yang diperhitungkan dunia.

Hal ini sejalan dengan visi Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk mewujudkan TNI yang profesional dan modern serta memiliki kemampuan proyeksi regional serta komitmen global.

Dengan didukung komitmen yang kuat antara TNI, pemerintah, rakyat dan komponen Bangsa lainnya, maka cita-cita menjadikan Indonesia sebagai Macan Asia bahkan Dunia, yang disegani kawan dan ditakuti lawan, bukanlah mimpi belaka.