Pangdam Shalat Berjamah Bersama Prajurit

Banda Aceh – Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Moch. Fachrudin, S.Sos melaksanakan shalat berjamaah bersama prajurit Kodam di mesjid Babul Mawaddah, Makodam IM, Banda Aceh, Jum’at (27/10).

Yang bertindak sebagai Khatib Ustad M. Ikhsan, S.Pd.I., sebagai Imam Tgk H. Syahrul Ramadhan, SH.I. Khatib mengajak para janah agar menghindar dari rezeki yang haram karna secara tidak langsung bisa beresiko kepada para jamaah sekalian.

Cara-cara batil dalam mencari uang ada beraneka macam. Semuanya itu menghasilkan keharaman. Sedangkan yang haram itu tidak akan diterima oleh Allah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalllahu โ€˜alaihi wasallam telah bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkan oleh para rasul. Maka Allah Taโ€™ala berfirman:

Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. (QS Al-Mukminun: 51). Dan Allah Taโ€™ala berfirman:Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu (QS Al-Baqarah: 172).

Lalu Rasulullah menuturkan tentang seorang lelaki yang pergi mengembara hingga rambutnya kusut berdebu, lalu dia mengangkat tangan ke arah langit sambil berdoโ€™a: Ya Rabbi, ya Rabbi, berilah aku sesuatu, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram, dan dimakani dengan yang haram pula. Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan terhadap yang demikian. (HR Muslim).

Sahabat Ka`ab bin Ajrah berkata, bahwa Rasulullah shalallah `alaihi wa sallam telah bersabda: โ€œYa Ka`ab bin Ajrah, tidak masuk surga daging dan darah yang tumbuh dari makanan yang haram. Dan api neraka adalah lebih pantas buat dirinya.. Ya Ka`ab bin Ajrah, di setiap pagi umat manusia pergi menuju dua tujuan: Adayang pergi menyelamatkan diri (dari barang haram), dan ada yang pergi menghancurkan diri (mencari barang haram).โ€(HR.Ibnu Hibban, berkata Syu`aib Al-Arnauth: Hadist Shohih).

Berbagai tipuan yang menghasilkan keharaman itu masih pula ada jenis yang telah diketahui secara umum yaitu mengurangi atau mencurangi takaran dan timbangan. Allah Taโ€™ala mengancam: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Curang dalam takaran dan timbangan termasuk perbuatan yang adzabnya bukan hanya di akherat tetapi diancam adzab pula di dunia.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu โ€˜anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam pernah datang kepadaku seraya bersabda:ย  โ€œHai orang-orang Muhajirin, ada lima perkara yang apabila kamu diuji dengannya, maka sangat berat akibatnya. Aku memohon perlindungan kepada Allah, agar kamu tidak menemuinya: (1) Tidaklah merajalela kekejian di suatu kaum sama sekali,ย  lantas mereka melakukan kemaksiatan secara terang-terangan kecuali mereka akan dilanda penyakit wabah dan penyakit yang belum pernah terjadi pada umat dahulu-dahulunya yang telah lalu. (2) Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali mereka akan ditimpa paceklik panjang, biaya hidup sangat tinggi, dan dikuasai penguasa yang dhalim. (3) Tidaklah mereka enggan membayar zakat kecuali mereka akan ditimpa kemarau panjang, dan sekiranya tidak ada binatang-binatang ternak, tentu tidak akan turun hujan untuk selamanya. (4) Tidaklah merekamerusak janji-janji Allah dan janji Rasul-Nya kecuali Allah akanย  menguasakan musuh yang berlaku sewenang-wenang dalam merampas hak-hak mereka. (5) Tidaklah pemimpin-pemimpin mereka tak berhukum dengan kitab Allah dan mereka tidak memilih (wahyu) yang Allah turunkan kecuali Allah akan menjadikan saling bermusuhan di antara mereka. (HR Ibnu Majah, Abu Nuโ€™aim, Al-Hakim, Al-Baihaqi dalam Syuโ€™abul Iman, dan Ibnu โ€˜Asakir, hasan-shahih menurut Syaikh Al-Albani).

Masyarakat muslim sudah seharusnya lebih waspada terhadap praktik-praktik kemunkaran seperti ini. Tidak sekedar waspada, tetapi juga sedapat mungkin berpartisipasi aktif mencegah timbulnya praktik batil di dalam mencari uang, terutama di lingkungannya masing-masing.

Ancaman yang dihadapi masyarakat Muslim di Indonesia, ternyata tidak hanya berupa ancaman akidah tetapi juga datang dari praktik batil dalam mencari uang atau makanan tanpa mempedulikan cara-caranya apakah halal atau haram, sehingga hasilnya menjadi haram pun tak dipedulikan. Masyarakat Muslim Indonesia tidak saja diracuni akidahnya melalui paham-paham sesat seperti liberalisme, sekularisme, dan pluralisme,agama alias kemusyrikan baru karena menganggap semua agama sama, serta aneka aliran sesat lain berupa Islam Jamaah (LDII), Syiโ€™ah, Ahmadiyah, Inkar Sunnah, minta-minta keberhasilan ke kubur-kubur, mendatangi dukun-dukun dsb, Tidak Percaya Adzab Qubur, dan sebagainya; tetapi juga diracuni melalui berbagai pengaruh yang membuat keadaan tidak peduli lagi untuk menghindari yang haram, baik secara dzatnya maupun cara memperolehnya dan memprosesnya. Masih pula sering disajikan atau dijual atas nama barang halal padahal sejatinya adalah makanan yang tidak halal bahkan mengandung racun atau zat yang membahayakan. Ada daging sapi dioplos daging babi, ada makanan-makanan yang diberi formalin dan sebagainya. Kalau hal ini berlangsung terus, dan tidak diberantas oleh kaum Muslimin itu sendiri niscaya masyarakat Muslim Indonesia akan menuju bahaya bahkan bahaya yang paling besar yaitu hilangnya iman, dan doanya pun tertolak, serta jasadnya telah ditunggu neraka karena makanannya di dunia dari yang haram. Naโ€™udzubillahi min dzalik! Kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.

Selesai shalat jum’at berjamaah dilanjutkan baca yasin bersama dengan para Asisten, kabalak, prajurit dan masyarakat.