Theater Merah Putih Rindam IM Tampilkan Drama Kolosal Tjut Njak Muetia Pada Puncak Peringatan HUT RI ke 72

Aceh Besar- Pimpinan Theater merah putih Rindam Iskandar Muda  Kolonel Inf. Niko Fahrizal akan menampilkan Drama kolosal Tjoet Njak Meutia dengan judul “MUTIARA RIMBA” yang ditampilkan pada acara puncak HUT TNI KE 72 Tahun 2017 di Blang Padang.

Mengulang keberhasilan penampilan Drama kolosal Setapak Jejak sebuah Negeri yang menampilkan pejuang Aceh Teuku Umar dan Tjut Nyak Dhien pada peringatan HUT RI ke 72 tahun 2017 di Blang Padang yang lalu.

“ Kini Theater merah putih Rindam Iskandar Muda akan tampil dengan mengangkat pejuang wanita Aceh yang tak kalah Heroik dengan pejuang lainya saat melawan penjajah yaitu Tjoet Njak Meutia,” ujar Kolonel Inf. Niko Fahrizal selaku pimpinan Theater merah putih Rindam IM juga Danrindam Iskandar Muda, Rabu (6/9/17).Beliau menuturkan,  hal mendasar pemilihan thema Tjoet Njak Meutia merupakan pahlawan Nasional yang Heroik serta gigih menentang dan melawan Belanda. “Kini Theater MERAH PUTIH RINDAM ISKANDAR MUDA dengan langkah berani mengangkat dalam bentuk Drama kolosal yang akan didokumterkan,” ujar Danrindam IM.

Selanjutnya Dandodik Bela Negara Rindam IM Letkol Inf Slamet Riyanto yang juga selaku  koordinator  inspirator Drama kolosal menambahkan,  memang benar pemilihan tema dan judul “MUTIARA RIMBA” melalui diskusi yang panjang dan membedah beberapa referensi serta masukan dari Kaka dan Tim Zaffan_Art bahwa pemilihan tema dan judul tersebut sangatlah tepat.

Lebih lanjut Letkol Inf Slamet Riyanto menuturkan, hal menarik pada sosok Tjoet Njak Meutia adalah disamping Anggun, berparas Cantik juga sosok Istri pejuang yang setia pada suami saat sama-sama berjuang yang melahirkan seorang putra Teuku Raja Sabi, dimana dalam kisahnya sekilas bahwa Teuku Cik Tunong suami Tjoet Njak Meutia Tokoh yang paling di cari Marsose Belanda.

“Teuku Cik Tunong di tangkap dan dihukum tembak 12 peluru hingga mati, sebelum ajalnya dalam kunjungan Pang Nanggroe Bersama Tjoet Njak Meutia dan Teuku Raja Sabi dalam pelukannya, Teuku Chik Tunong sempat mewasiatkan; jika ia telah di eksekusi dan lepas masa bekabungnya maka menikah lah dengan Pang Nangroe kawan dekat seperjuangan Teuku Chik Tunong.